Senin, 28 November 2011 0 komentar



Hakikat Cinta

            Cinta adalah bagian dari fitrah. Orang yang kehilangan cinta, dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukur orang – orang yang diberi cinta dan bisa menyikapinya daengan tepat.
            “ Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa – apa yang diinginkan yaitu wanita, anak – anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik.”(Qs. Ali Imron[3]: 14).
“Cintamu kepda sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli”(HR.Abu Dawud dan Ahmad).
            Cita memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati – hati , cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
            Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
            Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta. Tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga mertabat kehormatan, baik wanita maupun laki – laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati – hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
            Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat (berdua – duaan), jangan dekati zina dalam bentuk apa pun dan jangan saling bersentuhan.
            Bagi orang tua memperbolehkan anaknya berpacaran, harus siap – siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kepada Allah dengan memperbanyak shalawat, dzikir, istighfar dan shalat sehingga tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Seperti cinta padahal nafsu belaka.   

Sumber : Majalah Swadaya
   

No Response to " "

Posting Komentar